Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
keyakinan, seni, susila, hukum adat serta setiap kecakapan, dan kebiasaan.
Bisa juga diartikan sebagai segala hal yang kompleks, yang di dalamnya
berisikan kesenian, kepercayaan, pengetahuan, hukum, moral, adat istiadat
serta keahlian ataupun ciri khas lainnya yang diperoleh individu sebagai
anggota dalam suatu masyarakat. Kabupaten Ciamis atau yang sering dijuluki
Kota Manis adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Kabupaten ini berada di bagian tenggara Jawa Barat, karena Kecamatan
Banjar, yang dulunya bagian dari Kabupaten Ciamis, ditingkatkan statusnya
menjadi
kota administratif
, dan sejak tanggal 11 Desember 2002 maka ditetapkan menjadi kota (otonom),
yang terpisah dari Kabupaten Ciamis, selain itu bagian Selatan Kabupaten
Ciamis mengalami pemekaran pada tanggal 25 Oktober 2012 menjadi
Kabupaten Pangandaran
.
Kabupaten Ciamis memiliki banyak sekali kebudayaan dimulai dari kesenian,
adat istiadat atau tradisi, hingga makanan khasnya yang terkenal dan bisa
dibilang identitas dari Ciamis itu. Untuk bahasa sendiri karena Ciamis
merupakan daerah Jawa Barat yang beradat sunda maka orang Ciamis
menggunakan bahasa sunda sehari-hari, tapi berbeda dengan kebanyakan orang
sunda di daerah lainnya seperti di Bogor yang masih ada beberapa yang
menggunakan bahasa sunda kasar, di Ciamis kebanyakan memakai bahasa sunda
yang halus, sama halnya dengan orang jawa yang menggunakan bahasa karma
ketika berbicara.
Berikut ini beberapa kebudayaan-kebudayaan yang terdapat di Kabupaten
Ciamis :
- Kesenian
1. Bebegig Sukamantri
Wujudnya menyeramkan, hampir mirip dengan Leak Bali, Hudoq Dayak Kalimantan, Ondel-ondel khas Betawi maupun mirip Reog Ponorogo Jawa Timur. Kesenian khas Desa Sukamantri, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang bernama Bebegig dengan berbagai aksesorisnya yang berasal dari alam ini tidak kalah menarik serta menghibur masyarakat.
Kesenian Bebegig tumbuh sejak ratusan tahun lalu itu hingga kini masih eksis keberadaannya, terlebih di setiap helaran seni mulai dari tingkat kampung hingga tingkat nasional, kesenian Bebegig selalu menjadi perhatian masyarakat. Bukan hanya wujudnya yang unik, tarian serta iringan musik tradisional semakin menambah kesan kembali ke zaman dahulu.
2. Ronggeng Gunung
Tarian ini berasal dari Ciamis, Jawa Barat, dan tersebar hampir di seluruh
Tanah Pasundan, termasuk di Pangandaran, dalam sejarahnya, tari Ronggeng
Gunung dikisahkan sebagai bentuk penyamaran Dewi Siti Semboja dari Kraton Galuh Pakuan Padjajaran. Seni tari Ronggeng Gunung mirip
tari Jaipong, yang juga berasal dari Jawa Barat. Namun, tari ini memiliki
ciri khas tersendiri yaitu, seni tari ini dipentaskan oleh lima orang
wanita berpenampilan cantik dan luwes dengan satu penari utama mengenakan
selendang dan diiringi oleh pengibing, yaitu sekelompok laki-laki yang
mengenakan sarung, sinden, dan penabuh gamelan. Irama musik yang berasal
dari irama tabuhan kendang, boning, dan gong menghasilkan irama sederhana,
tetapi auranya mampu menggetarkan hati penonton. Kesenian ini memiliki satu
aturan yang tidak boleh dilanggar, yaitu antara penari dan pengibing tidak
diperbolehkan melakukan kontak langsung. Mereka juga harus memiliki fisik
kuat karena pertunjukan dapat berlangsung selama berjam-jam.
3. Gondang Buhun
Gondang Buhun adalah kesenian khas Kampung Adat Kuta, Tambaksari, Ciamis
yang tidak terdapat di daerah lain. Kesenian gondang buhun merupakan
kesenian tradisi mengolah gabah menjadi beras dengan menggunakan lisung dan
halu membuat irama untuk mengiringi kawih atau tembang
Dalam kesenian gondang, alat yang digunakan adalah alu biasanya tingginya
mencapai 2 meter, dan lisung yang panjangnya 2,5 meter. Biasanya lisung
diisi dua ikat padi atau masyarakat Kampung Kuta menyebutnya dua geugeus pare. Tapi dalam kesenian gondang yang ditampilkan
dalam Upacara Adat Nyuguh kali ini tidak menggunakan padi.
Kesenian kondang selalu diadakan setiap kali ada hajatan. Baik itu
pernikahan maupun khitanan. Kesenian kondang diadakan di pagi buta. Ibu-ibu
yang ada di kampung kuta menumbuk padi dengan menggunakan lesung dan halu.
Suara dihasilkan dari halu yang dipukulkan ke lesung sambil menumbuk padi
hingga menjadi beras.
4. Wayang Kidung Lakbok
Kesenian ini menggambarkan berdirinya sejarah Lakbok. Lakbok ialah salah
satu nama kecamatan yang berada di Kabupaten Ciamis. Wayang kila (Kidung
Lakbok) ini terbuat dari bahan jerami padi dan pagelaran wayang kila ini
tidak menceritakan sejarah pewayangan seperti halnya wayang-wayang yang
biasa pentas. Wayang kila tentunya mempunyai cerita tersendiri. Dalam
cerita ini memerankan tokoh Sanghiyang Dewi Sri, yang dalam artian sri itu
adalah padi karena dalam sejarah ini, Lakbok itu dulunya dikenal sebagai
negara atau kerajaan yang subur makmur dengan tanaman padinya, bahkan
hingga saat ini, Lakbok menjadi lumbung padinya Kabupaten Ciamis bahkan
lumbungnya Jawa Barat.
5. Manorek
Kesenian Manorek asal Desa Purwasari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten
Ciamis, Jawa Barat. Kesenian ini mirip seperti ketoprak dan wayang orang,
cerita manorek tidak terlepas dari kerajaan Goparman. Kendit Brayung
menceritakan sebuah lakon untuk mempertahankan kerajaan.dinamakan manorek
karenawajah wayangnya dicoreng-coreng (monoreng). Konon, manorek ini
dipertunjukkan sebagai penopang untuk penyebaran agama Islam.
6. Wayang Landung
Wayang Landung, bentuk kamonésan (kreativitas) seni kontemporer dari
Ciamis, telah banyak menyita perhatian masyarakat dalam berbagai
penampilannya. Seniman muda Pandu Radea, kreatornya, mulai memperkenalkan
seni hélaran (arak-arakan) tersebut pada tahun 2003 dalam perhelatan
Intenational Kite Festival. Tahun 2007, Wayang Landung kembali tampil dalam
Festival Budaya Nusantara di Jembrana, Bali, memenuhi undangan yang
disampaikan melalui Disbudpar Ciamis.
Media utama yang digunakan dalam pertunjukan Wayang Landung adalah
badawang, bentuk wayang raksasa yang merupakan rekonstruksi wayang golek
dalam ukuran besar. Bahan pembuatannya terutama kararas (daun pisang tua
yang sudah kering), dan aksesori lainnya. Badawang tersebut kemudian
dimainkan oleh seorang pemain yang menyangga dengan tubuhnya. Sebutan
Wayang Landung sendiri, tutur Pandu, mengadopsi dari kesenian Barong
Landung di pulau Bali.
Pertunjukan Wayang Landung dibagi menjadi dua bagian, yaitu lalampahan dan
jogo;. Lalampahan adalah prosesi perjalanan atau arak-arakan, sementara
jogol merupakan aksi pertarungan yang mengikuti alur cerita. Pertunjukan,
diperankan oleh para pemain tetap. Untuk memandu pertunjukan, terdapat
seorang dalang yang mngatur laku para pemain, seperti pada wayang umumnya.
- Adat dan Tradisi
1. Nyangku
Nyangku adalah membersihkan benda pusaka peninggalan kerajaan Panjalu atau
Jamasan menggunakan air yang berasal dari sembilan mata air kahuripan di
Taman Boros Ngora (alun-alun Panjalu) Kecamatan Panjalu,Kabupaten Ciamis.
Kegiatan yang digelar setiap satu tahun sekali dibulan Maulid ini sekaligus
sebagai peringatan Maulid nabi Muhammad SAW.
2. Ngikis
Ritual Ngikis berlangsung di kawasan situ cagar budaya Ciungwanara,
Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Tradisi tahunan yang digelar di kawasan bekas kerajaan Galuh tersebut tidak
hanya diikuti warga Karangkamulyan tetapi juga diiikuti warga
daerah lain. Bahkan Ngikis juga diikuti oleh keturunan Kerajaan Kutai Mulawarman dan Kerajaan Tarumanagara.
Ngikis secara harfiah berarti memagar. Pada masa lalu, ngikis lebih
bersifat fisik yakni mengganti pagar bambu sekitar singgasana
Prabu Galuh Ratus Pusaka Prabu Adi Mulia Sang Hyang Cipta Permana
Adikisuma
. Ngikis itu sendiri salah satunya bertujuan untuk memagari diri dari
perilaku dan hawa nafsu jahat, membersihakn diri, sehingga pada saat bulan
puasa kembali bersih. Selain itu juga dapat menjadi ajang silaturahmi, bagi
sanak saudara.
Acaranya juga meliputi iring-iringan masyarakat sekitar yang membawa
dongdang atau tandu berisi aneka jenis makanan dan buah-buahan yang
nantinya dimakan bersama dan tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun
digelar menjelang Ramadan.
3. Upacara Ngabungbang
Nganbungbang adalah kebiasaan orang orang suku sunda buhun untuk
beraktifitas di malam hari di bawah sinar bulan, kata Ngabungbang itu
sendiri memiliki arti ( cicing diluar wangunan bari teu sare sapeuting
jeput ) dalam bahasa Sunda. Ngabungbang inipun merupakan salah satu
kebudayaan Sunda yang hampir musnah atau ditelan peradaban modern, dan yang
lebih miris lagi, gak banyak orang sunda yang tau kebudayaan ini.
- Makanan Khas
1. Galendo
Makanan ini sangat banyak diminati oleh masyarakat khusunya warga ciamis,
dalam pembuatan galendo ini yaitu dari sari pati kelapa yang mengendap pada
waktu pengolahan minyak kelapa, setelah itu diolah sedemikan rupa sehingga
memiliki rasa yang enak dan lezat serta gurih.
2. Saroja
Seperti namanya kue tersebut berasal dari nama kembang seroja yang memiliki
sebutan lain yaitu bunga teratai. Kue saroja biasanya menjadi suguhan pada
saat-saat tertentu
seperti perayaan, pernikahan, hari raya lebaran, dll.
3. Sale Pisang
Sale pisang adalah salah satu makanan khas dari ciamis hasil olahan dari
buah pisang yang disisir tipis kemudian dijemur. Pisang sale ini bisa
langsung dimakan atau digoreng dengan tepung terlebih dahulu.
Sale pisang merupakan produk pisang yang dibuat dengan proses pengeringan
dan pengasapan, dalam pembuatannya biasanya didaerah padaherang,
banjarsari, untuk pemasarannyanya pun banyak tersebar di luar kota.
4. Rangginang
Masyarakat sunda umumnya sudah kenal dengan panganan yang satu ini, ya
rangginang dibuat dari beras ketan yang dibumbui dan ditanak setengah
matang, lalu dikeringkan dan akhirnya digoreng. Komposisi bumbu untuk
rangginang asin tentunya membutuhkan garam, bawang putih dll.
5. Opak
Opak terbuat dari beras ketan putih yang dihaluskan secara tradisional
Kemudian dibentuk bulat tipis-tipis lalu dikeringkan dengan cara dijemur.
Setelah kering lalu dipanggang di atas bara satu-satu untuk menghasilkan
opak yang matang dan renyah.
6. Gula Aren dan Gula Kelapa
Penghasil dari buah pohon kelapa ini dinamakan gula, dan banyak didaerah
ciamis ini yang memproduksinya secara tradisional, adapun gula kepala
merupakan gula merah yang bahnnya dari buah kelapa, semua gula ini tersebar
pemasarannya diluar kota Ciamis.
7. Pindang Gunung
Pindang Gunung adalah makanan sejenis Sop Ikan yang mempunyai rasa berbeda
karena campuran bumbunya yang khas. Jenis makanan ini banyak dijumpai di
Ciamis Selatan, khususnya Pangandaran, Parigi, Cijulang dan Cimerak.
8. Abon dan Dendeng Sapi
Abon ataupun dendeng sapi ini sangat unik dan memiliki rasa yang khas
sehingga banyak pecinta kuliner yang menyukainya.
9. Lengko
Mungkin daerah Ciamis dan sekitarnya dapat menemukan panganan yang satu
ini, dengan kuah santan dan daging cincang atau pun bisa diganti dengan
irisan ayam dan ditambah potongan lontong atau ketupat sebagai pengganti
nasi dan taburan bawang goreng yang menggugah selera, cukup untuk santapan
pagi dikala santai.
0 Komentar